The result of SDKI's one month stint with Studio Grafis Minggiran in learning Printmaking techniques for the first time is the exhibition, 'The Printerman'. On a lighter note, there's much to do with a few more days to the opening! See you there! To give you a context of this show, we have to introduce you to the late SDKI member, artist S.Teddy.D, who was best known for his peace-loving nature. Teddy passed on earlier in June this year, and this is the first since his death that SDKI got together in the name of brotherhood to continue projects they have thought out before. Teddy's intaglio print made in 2015 will be shown together with the recently produced works by the collective in the exhibtion. Everybody's invited to view the works, which will be held at Asmara Art and Coffee Shop. Exhibition text to sum up the show :
Pameran ini adalah hasil dari perjalanan pertama SDKI ( Steak Daging Kacang Ijo ) dengan menjadi ‘seorang pegrafis’. Mereka mendatangi Studio Grafis Minggiran yang memiliki konsen dan sampai sekarang masih konsisten dalam dunia seni grafis. Mereka belajar dan berkarya bersama tentang teknik Etsa (Etching) yang dimentori langsung oleh Danang Tape salah satu seniman SDKI generasi muda (dan salah satu pegiat Studio Grafis Minggiran) – bahwa dengan kesepakatan semua seniman SDKI siap dimentori sekaligus siap dikomentari. Dalam dunia seni grafis, Etsa merupakan bagian dari kelompok teknik intaglio bersama dengan engraving, drypoint, mezzotint dan aquatint. Etsa kemudian menjadi tandingan Engraving sebagai medium seni grafis yang populer. Kelebihannya adalah, tidak seperti engraving yang memerlukan ketrampilan khusus dalam pertukangan logam, karena Etsa relatif mudah dipelajari oleh seniman yang terbiasa menggambar. Kehadiran SDKI kali ini merupakan pertama kali selepas mangkatnya Teddy – adalah ketakziman dan sebentuk rasa persaudaraan Yustoni dan Bob dengan kekhasannya untuk meneruskan program-program kesenian yang selama ini dibuat dan dimimpikan SDKI. Menggandeng sekaligus merangkul seniman lain (terutama yang masih muda) melakukan proses kreatif bersama agar bisa muncul secara bersama juga. Konsep itu tidak sekedar omong-kosong namun sudah menjadi kesepakatan antar mereka terutama para SDKI tua, yakni Teddy, Bob dan Yustoni, yang mereka sebut brother-hood! Keikutsertaan Teddy ( +rip+) sendiri dalam pameran ini, bagian dari ketakziman kita juga terhadap almarhum sebagai sosok seniman yang telah memperkaya sepak terjang kesenian SDKI. Musik: Steak Daging Kacang Ijo Titik Normal Dubversif ( menggantikan Teknoshit yang berhalangan hadir ) Dendang Kampungan
0 Comments
Leave a Reply. |
Grafis MinggiranHalo! We are a Printmaking studio & collective based in Yogyakarta, Indonesia. Archives
August 2017
Categories
All
|